Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral

Attack on Titan adalah cerita yang akan membawa kita pada konflik berkepanjangan bagaimana manusia seharusnya bertahan hidup dari ketidakadilan
Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral


Attack on Titan atau yang biasa disingkat AOT dengan nama Jepang nya Shingeki no Kyojin dan disingkat SNK adalah series anime yang sangat populer, diadaptasi dari manga karya mangaka Hajime Isayama. Series anime ini untuk pertama kalinya tayang pada tahun 2013 kemudian dengan cepat menjadi salah satu anime yang paling banyak disukai antusiasme para penikmat anime ataupun wibu sangat besar untuk serial anime ini.

Attack on Titan atau selanjutnya kita singkat menjadi AOT adalah anime yang terkenal dengan plotnya yang penuh dengan kejutan, action dan pelajaran filosofi yang cukup mendalam, Attack on Titan tamat pada tahun 2023 dengan sangat meriah.

Karena menarik dan bagus nya cerita Attack on Titan membuat series ini menjadi salah satu series yang sangat populer di IMDB (Internet Movie Database) tidak heran series ini mendapatkan rating yang cukup tinggi yaitu berkisar antara rating 8 hingga 9.9 menjadikan nya salah satu series yang sangat populer di IMDB.

Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Menciptakan Tragedi dan Relativisme Moral

Alur Cerita Attack on Titan

Attack on Titan bercerita dunia dimana manusia hidup di dalam pemukiman dan kota yang dikelilingi oleh tiga lapisan tembok yang sangat besar yang melindungi mereka dari serangan Titan. Perlu diketahui bahwa Titan adalah makhluk yang tidak memiliki pikiran dan brutal yang sangat menyukai manusia, tidak tidak segan-segan untuk memburu dan memakan manusia hidup-hidup. Awal cerita dimulai ketika tembok terluar dari ketiga tembok besar dihancurkan oleh Titan raksasa yang disebut Colossal Titan, hancurnya tembok ini menyebabkan kehancuran kota dan kematian banyak penduduk sekitar, ya termasuk ibu dari Eren Yeager yaitu tokoh utama dalam cerita ini.

Paska kematian ibunya, Eren menjadi pribadi yang sangat hancur, hingga suatu waktu ia bersumpah untuk membasmi semua Titan untuk balas dendam, untuk hal itu ia dan teman-teman nya yaitu Mikasa Ackerman dan Armin Albert memutuskan untuk bergabung kedalam Survey Corps (Pasukan Pengintai). Namun, seiring dengan berjalanya cerita dari Attack on Titan, mereka bertiga menemukan bahwa ancaman dari Titan itu lebih kompleks dan rumit dari kelihatannya.

Plot cerita dari Attack on Titan berkembang dengan banyak adegan-adegan dramatis, pengkhianatan, pembunuhan, konspirasi, propaganda, konflik politik, moralitas, bertahan hidup, aksi penuh bahaya, serta pengungkapan yang sangat mengejutkan asal-usul dari Titan itu sendiri.

Tema Cerita dari Attack on Titan

Attack on Titan mengangkat beberapa tema cerita menarik yang akan aku bahas sedikit dibawah ini:
  • Kebebasan: Tema utama dari serial ini adalah tentang perjuangan manusia yang tinggal di dalam tembok untuk meraih kebebasan. Seperti Eren yang ingin membunuh seluruh Titan agar tidak mengalami penindasan. Namun, seiring berjalan nya waktu konsep kebebasan dan penindasan ini akan mengalami pergeseran makna tergantung dari sudut pandang siapa.
  • Kejahatan dan Kebaikan: Serial Attack on Titan akan membahas bagaimana konsep dari kepahlawanan dan penjahat menjadi kabur. Para karakter dari serial Attack on Titan sering kali harus berjuang dengan dilema moralitas, kita akan sering melihat adegan bagaimana keadaan yang sangat buruk dapat mengubah siapa saja menjadi penjahat.
  • Traumatik: Attack on Titan juga mengangkat tema tentang traumatik dan kehilangan. Setiap karakter dalam serial Attack on Titan dalam hal ini Eren, Mikasa, dan Armin, mengalami kondisi traumatik yang sangat dalam akibat dari kebrutalan dari serangan Titan serta kehilangan orang-orang yang mereka sayangi. Dalam serial Attack on Titan kita akan melihat bagaimana kondisi traumatik bisa mempengaruhi keputusan yang mereka ambil bahkan pandangan mereka tentang dunia ini.
  • Nasionalisme: Tema terakhir dari Attack on Titan adalah bagaimana konflik politik dapat mengeksplorasi, terutama jika terkait dengan bangsa Eldia dan Marley, kedua bangsa yang berkonflik dalam serial ini. Dalam serial ini kita akan melihat bagaimana rasa superioritas rasial serta kebencian dapat menciptakan sebuah siklus kekerasan yang tidak ada ujung nya.

Perkembangan Karakter

Hal yang menarik dari serial Attack on Titan, kita akan melihat bagaimana karakter dari cerita ini berkembang dengan intens, terutama karakter utama yaitu Eren Yeager, Mikasa Ackerman, dan Armin Albert. 

Pada awalnya Eren adalah bocah naif yang baru saja kehilangan ibunya dalam penyerangan Titan babak pertama, kondisi traumatik ini membuat ia menjadi karakter yang sangat idealis dan cinta perdamaian demi satu tujuan yaitu membasmi Titan. Seiring dengan berjalanya cerita kita akan melihat bagaimana perkembangan dari ketiga karakter ini dalam melihat dunia, contohnya seperti Eren yang akan berubah menjadi tokoh yang lebih kelam dan rumit. Dilain sisi perkembangan karakter dari Armin dan Mikasa, Armin awalnya adalah karakter yang sangat naif dan penakut, namun seiring berkembang nya cerita Armin akan menjadi karakter yang sangat bijaksana terutama dalam mengambil keputusan-keputusan penting.
Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral

Kualitas Grafik

Awalnya serial Attack on Titan diproduksi oleh studio Wit Studio. Studio ini terkenal dengan produksi anime nya yang sangat apik dan smooth terutama dibagian adegan manuver setiap karakter nya. Setelahnya Wit Studio melepas proyek Attack on Titan dan digantikan oleh studio MAPPA, lagi-lagi kita melihat bagaimana Attack on Titan digarap oleh studio yang sangat hebat. Meskipun untuk hasilnya terlihat sedikit perbedaan, hal ini adalah wajar, namun untuk kualitas dari grafik nya tetap terjaga, atau bisa ku katakan bahwa kualitasnya semakin membaik.

Musik, Backsound, Opening dan Ending

Jujur saja, untuk serial Attack on Titan bisa dikatakan bahwa kebanyakan musik nya sangat baik, misalnya untuk soundtrack nya dibawakan oleh Hiroyuki Sawano.  Setiap musik dan backsound nya membawa nuansa epik dan penuh emosional, contohnya seperti musik “Vogel im Käfig”  dan “Call of Silence”. Beberapa soundtrack dan lagu yang menurut saya sangat menarik adalah “Shinzou wo Sasageyo”, “My War”, “The Rumbling”, “Akuma no ko”. 

Bahkan hingga saat ini satu tahun telah berlalu sejak tamat nya serial Attack on Titan setiap musik-musik di atas ketika mendengar nya masih membawa nuansa menegangkan dari ceritanya.


Nilai Filosofi dari Serial Attack on Titan

Attack on Titan adalah cerita yang sangat menarik dan kaya akan unsur filosofi, aku akan sedikit membahas apa saja filosofi yang ada dalam cerita AOT, tentu apabila kamu menemukan nilai filosofi lainnya diperbolehkan untuk sharing melalui kolom komentar di bawah.

1. Konflik Eksistensialisme dan Arti Kehidupan

Menurut filsuf Jean Paul-Sartre manusia adalah eksistensi yang bebas menentukan jalan hidupnya sendiri tanpa terpengaruh oleh nilai-nilai eksternal. Dalam cerita serial Attack on Titan kita akan melihat bagaimana karakter seperti Armin dan Levi sering kali merenungkan tentang apa sebenarnya tujuan mereka berjuang. Mereka kerap mempertanyakan apakah hidup mereka cuma dihabiskan untuk bertahan hidup layaknya ternak atau memang ada tujuan yang lebih besar dibalik semua penderitaan yang mereka alami.
Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral

2. Determinisme dan Free Will

Dalam jalan ceritanya konflik antara Kehendak Bebas dan Takdir sering terjadi. Banyak karakter dari Attack on Titan harus menghadapi kenyataan bahwa mereka harus dikendalikan oleh takdir yang tidak dapat mereka hindari. Dalam filosofi Determinisme, bahwa setiap tindakan yang terjadi telah ditentukan sebelumnya oleh konsep hukum sebab-akibat, hal ini sejalan dengan bagaimana plot cerita dari Attack on Titan melalui konsep kekuatan Titan, hingga memori yang diwariskan dari generasi ke generasi, serta visi masa depan yang tidak terelakkan. Namun, pada waktu yang sama timbul sebuah pertanyaan “Apakah karakter-karakter dalam serial ini memiliki kebebasan untuk melawan nasib?” Contohnya seperti Eren Yeager, pada kondisi tertentu ia menyadari bahwa masa depan miliknya berusaha untuk memperjuangkan kebebasan, namun pada akhirnya dia sendiri terikat pada takdir yang berbeda yang harus dia jalani. Maka timbul pertanyaan: memang nya dia benar-benar bebas? Apabila dia bebas lantas mengapa dia terikat oleh takdirnya?
Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral

3. Siklus Kekerasan dan Pembalasan  Dendam

Serial Attack on Titan secara eksplisit menceritakan bagaimana siklus kebencian dan kekerasan seperti balas dendam bisa terus berlanjut. Tidak hanya antara manusia ke Titan, namun juga antara negara dan kelompok-kelompok manusia tertentu. Siklus ini didasarkan pada hasrat balas dendam turun temurun yang menjadi lingkaran setan dari generasi ke generasi.

Dalam filosofi ini kita cenderung bertanya apakah balas dendam yang berkelanjutan benar akan membawa kedamaian atau hanya memperpanjang penderitaan kita. Serial ini juga membuat kita akan bertanya tanya apakah benar bahwa siklus kebencian bisa dihentikan, atau kebencian akan menjadi aspek penting dalam kehidupan ini. Misalnya: Kehancuran dari negara Marley oleh kerajaan Eldia adalah bentuk penindasan masa lalu, tetapi tindakan Eldia dianggap menyebabkan penderitaan bagi Marley kemudian menciptakan siklus kebencian terus-menerus dari generasi ke generasi.

Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral


4. Perang dan Relativisme Moral

Dalam cerita serial Attack on Titan yang mengangkat tema perang, konflik, serta pembantaian maka kekerasan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Setiap karakter dalam Attack on Titan selalu dihadapkan dengan keputusan sulit tentang bagaimana mereka akan bertahan hidup dalam situasi yang mengancam. Pertanyaan tentang moralitas yang cenderung relatif menjadi topik utama di mana tindakan kekerasan seringkali dianggap diperlukan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

Relativisme Moral adalah gagasan bahwa tidak ada nilai absolut dalam moral, bahwa nilai benar dan salah itu tergantung dari setiap pandangan orang ke orang, waktu ke waktu, atau antar budaya, dan sebagainya. Contohnya seperti perumpamaan Trolley Problem yang dapat kamu baca di Google, tentang kereta tanpa masinis yang melaju dengan kecepatan tinggi dan di depan nya ada 2 jalur rel, di rel tersebut terdapat manusia, apakah kamu akan menarik tuas kanan agar manusia di kiri selamat, atau kamu menarik tuas kiri agar manusia di sebelah kanan selamat? Apakah menurutmu membunuh demi tujuan yang kamu anggap “benar” dapat dibenarkan? 

Eren Yeager dan Uchiha Itachi dari serial Naruto adalah dua contoh karakter yang dilema moral. Apakah menurutmu Eren benar karena ingin membantai manusia di seluruh dunia agar teman dan keluarga nya selamat, atau Itachi benar karena membantai keluarga dan seluruh klan nya agar korban tidak berjatuhan akibat perang saudara? Serial Attack on Titan menggambarkan bagaimana moral seringkali tidak bernilai mutlak, dan situasi tertentu membuat garis antara baik dan jahat terlihat buram tergantung kamu ada di posisi mana.

Serial Attack on Titan memiliki eksplorasi yang cukup mendalam bagaimana tema-tema filosofis seperti kebebasan, takdir, eksistensi, moral, serta siklus kekerasan dibahas. Ketika kamu menonton serial Attack on Titan mungkin kamu bisa melihat berbagai macam filosofi hidup. Serial Attack on Titan sering menggambarkan bahwa kehidupan para manusia cenderung terperangkap di dalam siklus kebencian, perang, serta penderitaan, tetapi disisi lain juga memberi harapan bahwa kebebasan mungkin bisa dicapai meski sulit. Gagasan ini sejalan dengan konsep dari filsafat eksistensialis dimana makna hidup manusia bisa ditentukan melalui nilai-nilai perjuangan serta tindakan setiap individu dalam menghadapi tantangan  hidup. 
Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral

Cinta dan Seekor Babi

Determinisme adalah gagasan bahwa setiap tindakan atau takdir yang terjadi kepada manusia tidak lepas dari hukum sebab-akibat, semua hal yang terjadi tidak serta merta terjadi begitu saja, begitu juga dengan cerita dari serial AOT.

Dua ribu tahun yang lalu hidup seorang gadis bernama Ymir, desa nya diserang oleh kerajaan Eldian, keluarga nya dibunuh, dan dirinya yang masih kecil dijadikan budak. Ymir yang menjadi  budak tidak pernah belajar atau mengetahui apa itu cinta, namun ia malah jatuh cinta kepada raja Karl Fritz, walaupun raja Eldian yaitu Karl Fritz hanya menganggapnya hanya sekedar budak dan mengeksploitasi nya, Ymir sedikitpun tidak membenci raja Karl, hal ini disebut Stockholm Syndrome, adalah kondisi gangguan psikologis yang dialami korban dimana korban malah jatuh cinta kepada pelaku kejahatan nya.

Ymir yang tidak mengerti apa yang harus ia lakukan suatu  malam ia melepas pintu-pintu dari kandang babi dan membuat babi lepas berkeliaran. Sang raja Karl yang melihat hal tersebut murka dan mulai mengintrogasi penduduk bertanya siapa pelakunya, penduduk sontak menuduh Ymir. Kemudian Ymir diburu oleh para pasukan dari kerajaan Eldian, ia berlari di dalam hutan dengan sekuat tenaga nya, hingga kejadian tidak terduga terjadi, Ymir terpeleset dan terjatuh kedalam goa yang berisi air, di dalam goa Ymir bersatu dengan seekor anomali makhluk hidup yang tidak diketahui jenis nya, ada yang mengatakan bahwa Ymir membuat perjanjian dengan iblis, disaat itu Ymir mendapatkan kekuatan Titan pertama.

Ymir yang menyadari bahwa dirinya hanya dijadikan objek eksploitasi oleh raja Karl tetap tidak bisa menghilangkan perasaan cintanya. Ymir yang sudah memiliki kekuatan Titan superpower bukannya memberontak dan menghancurkan kerajaan Eldian ia malah menjadi senjata pemusnah massal raja, bahkan ia rela  mengorbankan nyawa nya untuk melindungi raja Karl yang bahkan tidak pernah memandang nya sebagai manusia. Untuk menghargai jasa nya raja Karl menjadikanya sebagai selir. Ini adalah cikal bakal bagaimana Titan ada dan bagaimana kelak 2000 tahun yang akan datang konflik berkepanjangan terjadi.

Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral

“Kepada mu, 2.000 tahun mulai sekarang”
“Darimu, 2.000 tahun yang lalu ”

Pada akhirnya cerita dari serial Attack on Titan bukan hanya tentang bagaimana manusia bertahan hidup, tapi juga bagaimana siklus selama 2.000 tahun tentang Ymir mencari jawaban bagaimana cinta dapat mengubah seseorang, tentang bagaimana Eren dewasa adalah pelaku pembunuhan dari ibunya sendiri. Hal yang menarik adalah ketika kamu menonton episode pertama dan melihat Eren yang tertidur di bawah pohon, kemudian ia terbangun dengan kondisi menangis sambil bertanya kepada Mikasa  “Hey Mikasa, sejak kapan rambutmu panjang?” Apakah menurutmu ini adalah pertanyaan tidak mendasar? Tidak, ini adalah jawaban dari setiap tragedi yang terjadi selama ini.

Serial Attack on Titan: Bagaimana Cinta dan Seekor Babi Memicu Tragedi dan Relativisme Moral

Serial Attack on Titan mengangkat tema yang cukup berat, ketika kamu menonton nya kamu akan menyadari bahwa apa yang kamu baca dalam artikel ini adalah sebagian kecil dari segudang konsep filosofi, dan kompleksitas cerita. Cerita dari serial Attack on Titan sangat pantas untuk ditonton, bahkan serial anime ini masuk dalam 88 nominasi dan memenangkan 40 dari nominasi, itu menjadi nilai bahwa serial Attack on Titan sangat worth it untuk ditonton dan diikuti.



Seorang pria yang kebetulan lahir di planet bumi. Gemar bermain game, bukan bermain perasaan. Kecanduan Kopi Sanger dan Sidikalang. Seorang pecinta anjing tapi tidak memelihara anjing.